Pewarta: R.Budi Ariyanto Surantono
YOGYARAYA.COM – Akhirnya, Konsep Sumbu Filosofi yang diciptakan pendiri Kerajaan Mataram Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono I resmi ditetapkan sebagai salah satu warisan dunia.
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) melalui badan UNESCO menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia dalam Sidang Luar Biasa ke-45 yang digelar di Ryad Arab Saudi pada 10-25 September 2023
Konsep Sumbu Filosofi dengan judul ” The Cosmological Axis Of Yogyakarta And Its Histories Landmark” tersebut diterima bulat oleh seluruh peserta sidang.
Konsep Sumbu Filosofi Yogyakarta diciptakan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I ketika mendirikan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat pada Abad 18 lalu. Sebuah konsep tata ruang berbasis filosofi kehidupan manusia yang memiliki makna mendalam.
Konsep Sumbu Filosofi Yogyakarta setidaknya memiliki tugas aspek penting:
- Aspek Siklus Kehidupan Manusia, Yaitu proses yang menggambarkan proses kelahiran, menjalani kehidupan hingga proses kematian (Sangkan Paraning Dumadi).
- Aspek Harmonisasi Kehidupan Manusia dalam berhubungan dengan Tuhan, Sesama Manusia dan dengan Alam Semesta. (Hamemayu Hayuning Bawana)
- Aspek Harmonisasi Hubungan Pemimpin dengan Rakyatnya. (Manunggaling Kawula Gusti)
Sumbu Filosofi Yogyakarta merupakan satu kesatuan dari titik titik imaginer yang saling terhubung dari selatan ke Utara (Pantai Selatan – Panggung Krapyak – Kraton Jogja – Tugu Pal Putih – Gunung Merapi)
Unsur pembentuk kehidupan seperti api, tanah, air dan angin terlambangkan dalam Sumbu Filosofi yang sarat akan makna tersebut.