Penelitian YAICI Ungkap Data, Sebanyak 22,3 Persen Warga DIY Masih Menganggap Kental Manis Sebagai Susu

Avatar photo

- Pewarta

Senin, 21 Agustus 2023 - 13:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Guru Besar Gizi Universitas Muhammadyah Jakarta (UMJ) sekaligus wakil ketua penelitian, Prof. Dr. Tria Astika Endah Permatasari. (Dok. YAICI)

Guru Besar Gizi Universitas Muhammadyah Jakarta (UMJ) sekaligus wakil ketua penelitian, Prof. Dr. Tria Astika Endah Permatasari. (Dok. YAICI)

YOGYARAYA.COM – Sebanyak 22,3 persen warga di DIY masing menganggap kental manis sebagai susu.

Yuks, dukung promosi kota/kabupaten Anda di media online ini dengan bikin konten artikel dan cerita seputar sejarah, asal-usul kota, tempat wisata, kuliner tradisional, dan hal menarik lainnya. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

Padahal kental manis sebenarnya bukanlah susu, namun merupakan minuman gula yang ditambahkan dengan susu.

Sehingga jika mengkonsumsi kental manis sebagai susu, maka perilaku tersebut tidak tepat.

Temuan tersebut merupakan hasil penelitian yang dilakukan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI).

Terhadap 1.000 responden di Kabupaten Bantul, Sleman, Kulonprogo dan Gunungkidul pada bulan Juni lalu.

Baca artikel lainnya di sini: September 2022 Penduduk Miskin Jateng Capai 3,86 Juta, Ketua DPRD Jateng: Maret 2023 Turun tapi Tak Signifikan

Dalam penelitian ini YAICI turut menggandeng PP Aisyiyah dan Universitas Aisyiyah (Unisa).

“Hasil temuan YAICI dan Aisyiyah menunjukkan masih banyak kental manis diberikan kepada anak dan orang tua sebagai minuman susu pada masyarakat marjinal.”

“Dari 1.000 responden, sebanyak 22,3 persen atau 231 ibu di empat kabupaten tersebut menganggap kental manis adalah susu,” kata Ketua Harian YAICI, Arif Hidayat SE., MM

Arif Hidayat menyampaikan hal itu konferensi pers hasil penelitian ‘Penggunaan Kental Manis pada Masyarakat Marjinal dan Dampaknya Terhadap Status Kesehatan Balita’ yang dilaksanakan di Gedung Siti Moenjiyah UNISA Yogyakarta, Sabtu (19/08/2023).

Dari temuan ini juga diketahui 5,3 persen balita masih diberikan kental manis sebagai susu pendamping ASI.

Sedangkan sebanyak 27 persen lainnya kental manis dikonsumsi orang tua sebagai susu. Arif Hidayat mengungkapkan jika anggapan ini diteruskan maka akan berdampak tidak baik bagi kesehatan.

Balita yang konsumsi kental manis terindikasi dan berpotensi mengalami malnutrisi seperti gizi buruk, stunting maupun obesitas.

“Karena kental manis itu bukan susu, jadi perannya tidak bisa menggantikan susu. Kadar gula dalam kental manis cukup tinggi sehingga sangat tidak baik jika harus dikonsumsi balita maupun anak-anak,” jelasnya.

Peluang bagi aktivis pers pelajar, pers mahasiswa, dan muda/mudi untuk dilatih menulis berita secara online, dan praktek liputan langsung menjadi jurnalis muda di media ini. Kirim CV dan karya tulis, ke WA Center: 087815557788.

Ia mengatakan anggapan kental manis sebagai susu memang sudah lama terbentuk dalam masyarakat.

Dari penelitian ini diharapkan masyarakat akan lebih tahu tentang dampak yang dapat ditimbulkan dari mengkonsumsi kadar gula tinggi, sehingga dengan demikian masyarakat tidak lagi menganggap kental manis sebagai susu.

Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

Guru Besar Gizi Universitas Muhammadyah Jakarta (UMJ) sekaligus wakil ketua penelitian, Prof. Dr. Tria Astika Endah Permatasari, S.K.M., M.K.M mengungkapkan tanpa disadari apa yang konsumsi sehari-hari oleh masyarakat mengandung gula.

Ia membagi gula ke dalam tiga jenis yakni free sugar, gula alami yang terdapat pada sayur dan buah, kemudian hidden sugar.

Investor yang serius bisa mendapatkan 100% kepemilikan media online dengan nama domain super cantik ini. Silahkan ajukan penawaran harganya secara langsung kepada owner media ini lewat WhatsApp: 08557777888.

“Hidden sugar adalah gula tambahan yang disamarkan di dalam produk dengan nama-nama tertentu, salah satunya pada kental manis. Sering kali konsumen tidak menyadari bahwa itu juga termasuk jenis gula,” ungkapnya.

Walau gula akan berdampak tidak baik bagi kesehatan, namun bukan berarti masyarakat tak boleh mengkonsumsinya sama sekali.

Menurutnya gula tetap diperlukan tubuh, namun kadarnya harus dibatasi.

Tria mengungkapkan untuk orang dewasa kebutuhan gula berkisar 35 – 40 gram perhari.

Sedangkan untuk anak-anak direkomendasikan antara 20 – 25 gram perhari.

Ia menambahkan masa balita terutama pada dua tahun pertama kehidupan merupakan masa tumbuh kembang, dimana kebutuhan protein sangat tinggi.

Banyak sumber protein dapat diperoleh, salah satunya dari susu. Kandungan protein dalam kental manis pada takaran saji hanya 1 gram saja.

Sedangkan kandungan gula yang dimiliki sampai 20 gram. Sementara untuk balita, kebutuhan protein yang harus dicukupi mencapai 9 – 25 gram sehari.

“Kalau misalnya seorang ibu mengajarkan kental manis asupan utama sebagai susu dengan 3 kali sehari, maka itu hanya akan memenuhi 3 gram protein sehari.”

“Kalau masih pada kental manis (dijadikan sumber protein) yang utama, ini akan menjadi bahaya bagi generasi yang akan datang,” pesannya.

Sementara itu Rektor Unisa Yogyakarta, Warsiti. S.Kep., M.Kep., Sp. Mat mengatakan dalam penelitian ini Unisa mengirimkan beberapa dosen sebagai peneliti.

Dari penelitian ini pula ternyata ada banyak isu yang dapat dikembangkan nantinya, tak hanya sebatas pada kental manis saja.

“Bagaiman hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk masyarakat, tidak hanya di jurnal-jurnal saja.”

“Hasil ini nantinya juga akan kami bawa dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat,” tegasnya.***

Berita Terkait

BNSP Tingkatkan Kapasitas SDM untuk Indonesia Emas 2045 melalui Sertifikasi Kompetensi di Yogyakarta
Bersama BNSP, PLSP PT Muhammadiyah/Aisiyah Bersiap Menyongsong Indonesia Kompeten
G.K.R.Mangkubumi: Pelaku Tosan Aji Harus Berani “Adu Karya” Yang Kreatif & Inovatif Agar Sesuai Tuntutan Jaman
Cuaca Berawan Diprakirakan Terjadi di Kota Yogyakarta, Berikut Ini Prakiraan Cuaca BMKG di Sejumlah Kota
Jalin Kekeluargaan dan Silaturahmi, Trah Sri Sultan Hamengkubuwono Akan Gelar Buka Bersama di Bulan Ramadhan 1445 H
Sinergi LSP Talenta Wirausaha Nusantara untuk Penguatan Kewirausahaan dan UKM di Indonesia
12 Jenjang Kepangkatan Abdi Dalem di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Yang Perlu Diketahui
Sukses Tunaikan Tugas, PPK Kapanewon Depok Kembalikan Logistik Pemilu Kepada KPU Sleman
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Sabtu, 20 Juli 2024 - 09:07 WIB

Thomas Djiwandono Permudah Koordinasi RAPBN Tahun Anggaran 2025, 2 Wamenkeu Bukan Hal Baru

Selasa, 16 Juli 2024 - 10:32 WIB

OJK Sebut BUMN di Bawah Kementerian Keuangan Ini Tak Didukung dengan Prinsip Kehati-hatian

Minggu, 9 Juni 2024 - 09:48 WIB

Antisipasi Lonjakan Penumpang Saat Liburan Hari Raya Idul Adha, KAI Tambah Belasan Kereta Tambahan

Selasa, 7 Mei 2024 - 10:07 WIB

Di Tengah Tantangan Global, Menkeu Sri Mulyani Sebut Ekonomi Indonesia Tumbuh Kuat 5,1 Persen

Minggu, 5 Mei 2024 - 14:16 WIB

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi Minta Bulog Serap Sebanyak-banyaknya Produksi Dalam Negeri

Sabtu, 27 April 2024 - 10:36 WIB

Naik Signifikan Akibat Pemilu dan Bantuan Sembako Pangan, Pemerintah Sudah Belanja Rp 427,6 Triliun

Kamis, 25 April 2024 - 10:06 WIB

Lembaga Pengelola Dana Bergulir KUMKM Dorong Kalangan Koperasi untuk Akses Dana Bergulir

Rabu, 17 April 2024 - 09:33 WIB

Eskalasi Geopolitik Iran – Israel Akibatkan Lonjakan Harga Minyak, Penurunan Nilai Tukar dan Indeks Harga Saham

Berita Terbaru